Penanggulangan Penularan TBC , Dinkes Tulungagung Berkolaborasi Dengan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera

NEWS116 Dilihat

kilatpublik.com || Tulungagung – Penyuksesan program nasional terkait eliminasi penyakit Tuberkulosis (TBC) tahun 2030 masih menjadi target prioritas dalam program kerja Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Kesehatan setiap tahunnya.

Dalam upaya menyukseskan program tersebut, Dinkes Tulungagung membangun kolaborasi lintas sektor dan lintas program yang melibatkan organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, diantaranya yakni Yayasan Banuyasa Sejahtera (Yabhysa).

Ditemui saat acara Monitoring dan Evaluasi Pengendalian TBC untuk Kader Kesehatan di Hall Lotus Garden, pada rabu (21/06/2023). Kepala Dinkes Tulungagung, Kasil Rohmad melalui Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Didik Eka, mengatakan penularan penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Tulungagung yang belum terselesaikan hingga saat ini.

Dinas Kesehatan perlu melakukan kerjasama dengan pihak ketiga baik LSM maupun yayasan yang peduli, Keterlibatan organisasi masyarakat, organisasi profesi, hingga lembaga pelayanan kesehatan juga diperlukan dalam upaya promotif dan preventif untuk menanggulangi penularan tuberkulosis (TBC).

“Kita menggandeng beberapa organisasisalah satunya Yayasan Banuyasa Sejahtera (Yabhysa) untuk membantu dalam hal penemuan suspect orang terduga TBC dan penemuan kasus TBC untuk segera diobati,” tuturnya.

Selanjutnya, pihanya menjelaskan bahwa para kader Puskesmas, kader ormas termasuk kader Yabisa terus turun ke lapangan dan mencari suspect orang terduga TBC di Kabupaten Tulungagung.

Sepanjang Tahun 2022 lalu, Dinkes Tulungagung telah menemukan 100 persen terduga TBC dari total 13 ribuan yang ditargetkan pemerintah pusat.

Sedangkan dari total target 2200 kasus TBC, Dinkes Tulungagung masih berhasil menemukan 52 persen pasien dan sudah diobati.

“Unuk Tahun ini, di semester satu kita sudah berada pada 7000an suspek dengan temuan kasus 28 % dari target 2200 yang telah dicanangkan di awal tahun, Masih ada sisa 48 persen yang belum kita temukan dan semoga bisa kita selesaikan di akhir tahun ini,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Yabhysa Tulungagung, Cut Mala Hayati Ansari mengatakan, kerjasama dalam program TBC antara Dinkes Tulungagung dengan Yabisa dilakukan sejak tahun 2016 lalu.

Dalam program tersebut, pihaknya bertugas untuk melakukan penemuan kasus, melakukan investigasi kontak, pendampingan pasien hingga sembuh serta pelacakan kasus.

Pelacakan kasus yang dimaksud adalah melakukan pendampingan jika ada pasien lost to follow up atau pasien berhenti berobat di tengah jalan sebelum penyakitnya sembuh.

“Saya berharap hubungan harmonis antara Yabhysa dengan Dinkes Tulungagung tetap terjalin dengan baik,” harapnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *